
KEGIATAN MISA KUDUS RABU ABU DI GEREJA SANTA MARIA FATIMA BANYUMANIK
Pada hari Rabu, 5 Maret 2025, umat Katolik merayakan Misa Kudus dalam rangka Rabu Abu. Perayaan Ekaristi di Gereja Maria Fatima ini dihadiri oleh anak-anak dari SD Santo Antonius 02 dan umat setempat yang datang untuk memulai perjalanan rohani mereka dalam Masa Prapaskah. Rabu Abu menjadi momen penting bagi umat Katolik untuk mempersiapkan diri menghadapi Paskah melalui pertobatan, doa, puasa, dan pantang.



Misa Kudus dipimpin oleh Romo Rm. Sebastianus Prasetya Aditama Nagara, SS, M.Hum, Pr yang dalam homilinya menekankan pentingnya pertobatan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu pesan utama Romo Pras adalah mengajak anak-anak untuk lebih bijak dalam menggunakan teknologi, terutama handphone. “Jangan terlalu sering main HP, karena bisa mengalihkan perhatian kalian dari hal-hal yang lebih penting dalam hidup, seperti berdoa dan menjaga hubungan dengan Tuhan,” ungkap Romo Pras.


Romo Pras juga memberikan pesan yang sangat relevan bagi anak-anak zaman sekarang. Ia mengingatkan mereka untuk menjadi “bocilnya Tuhan Yesus,” bukan “bocil FF.” Dalam hal ini, “FF” merujuk pada permainan Free Fire yang kini menjadi tren di kalangan anak-anak. Romo Pras mengajak anak-anak untuk lebih fokus pada nilai-nilai Kristiani dan tidak terjebak dalam kecanduan permainan atau aktivitas yang bisa menjauhkan mereka dari jalan kebaikan.
Selain itu, Romo Pras juga menegaskan pentingnya berpantang dan berpuasa dalam Masa Prapaskah ini. Ia mengingatkan umat untuk melakukan puasa dan pantang dengan hati yang tulus dan bukan sekadar menjalankan kewajiban. “Puasa dan pantang yang disukai Tuhan adalah yang membawa perubahan dalam hidup kita. Jangan hanya menahan diri dari makanan, tetapi juga dari hal-hal yang menghalangi kita untuk hidup lebih baik dan lebih dekat dengan Tuhan,” tegas Romo Pras.


Selanjutnya, Romo Pras mengajak umat untuk merenungkan asal-usul mereka yang berasal dari abu dan akan kembali menjadi abu. “Menerima abu pada hari Rabu Abu adalah tanda pertobatan kita. Ini adalah pengingat bahwa hidup kita adalah sementara dan kita harus memperbaiki diri agar menjadi pribadi yang lebih dekat dengan Tuhan,” katanya. Melalui penerimaan abu, umat diingatkan untuk merendahkan hati dan mengakui kesalahan serta dosa yang telah dilakukan.
Di akhir homilinya, Romo Pras mengingatkan umat untuk mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh untuk bertobat. “Kita harus bertobat dengan hati yang tulus dan siap untuk mengubah diri. Masa Prapaskah ini adalah kesempatan kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih sabar, lebih pengasih, dan lebih dekat dengan Tuhan,” ujar Romo Pras. Misa Kudus Rabu Abu di Gereja Santa Maria Fatima Banyumanik ini ditandai dengan penerimaan abu oleh umat, sebagai tanda komitmen mereka untuk bertobat dan memulai perjalanan rohani yang lebih mendalam.


Semua umat yang hadir mengikuti perayaan ekaristi dengan khidmat dan perayaan ekaristi berjalan dengan baik dan lancar.
Penulis :
Dwi Heris Narsinta, S. Pd.